Hidup Hanya Sesingkat Sakura

Tuesday, August 19, 2014


"Sakura, hidup singkat, dan bermakna, lalu mati. Seandainya kita bisa memaknai bunga-bunga angrek seperti halnya Sakura bagi orang Jepang, tentu hidup akan jauh lebih berarti dan berguna"

Musim semi telah tiba, bunga-bunga sakura bermekaran beraneka warna, ada yang merah, pink, putih dan yang paling banyak adalah warna putih abu-abu. Bunga-bunga ini tumbuh hampir diseluruh tempat, seperti ditaman-taman, pinggir jalan, tepi sungai, dan hutan. Sakura bermekaran membuat semuanya tampak indah dan berwarna.

Orang-orang Jepang sangat antusias melihat dan mencium bunga-bunga Sakura ini. Saya sangat heran menyaksikan mereka ketika menikmati keindahan dan wangi bunga Sakura. Mereka seperti orang yang pertama sekali melihat sesuatu yang indah dan luar biasa, padahal tiap musim semi sepanjang tahunhidup mereka selalu dimulai dengan mekarnya bunga-bunga sakura ini.

Sejujurnya bagi saya, bunga-bunga ini tidak seindah bunga-bunga yang tumbuh di Indonesia. Bahkan bunga-bunga kertas yang banyak tumbuh di Indonesia jauh lebih indah dari kembang-kembang sakura ini. Siapakah yang meragukan keindahan ratusan atau bahkan ribuan angrek atau bunga melati, raflesia, dll. Bahkan rumput-rumput diladang –ladang atau di hutan Indonesia tumbuh indah melebihi keindahan pakaian para raja-raja dan permaisurinya.

Lalu apa yang istimewa dari bunga Sakura-nya Jepang ini ? Ternyata bagi orang Jepang, bunga Sakura bukanlah sekedar bunga yang mekar berwarna-warni. Bunga-bunga Sakura merupakan lambang kehidupan dan kematian, lambang kesementaraan dan kefanaan hidup ini. Bunga sakura indah bermekaran hanya dua minggu saja, setelah itu dia akan layu berguguran tertiup angin, mati lalu hilang. Hal ini melambangkankehidupan manusia yang begitu singkat. Lahir, hidup lalu mati.

Di dalam hidup sakura yang singkat itu, dia membawa keindahan, wangi dan semerak hidup bagi yang menikmatinya. Hidup yang singkat tetapi memberi kebahagiaan dan makna bagi banyak orang. Hidup yang begitu singkat tetapi berarti. Hal ini mengilhami orang Jepang untuk membuat yang terbaik didalam hidup mereka, sekali hidup tetapi berguna, sebelum mati kelak dan hilang bersama waktu. Itulah sebabnya dahulu orang Jepang memilih mati dengan bunuh diri (harakiri atau seppuku) daripada hidup tidak berguna atau gagal. Mati seperti ini lebih dihormati daripada hidup dengan tidak bermanfaat.

Sekarang ini sudah jarang orang Jepang melakukan harakiri, tetapi mereka yang gagal, atau membuat malu, atau korupsi, dll akan memilih mengundurkan diri dan tidak menampakkan wajahnya ke umum. Sifat ini membuat mereka bekerja keras sepanjang hidup, berkarya dan membuat hidup lebih baik. Tak heran jika mereka menghasilkan karya karya yang berkualitas seperti teknologi yang banyak kita nikmati. Selain itu mereka berusaha menjagai keindahan alam dan memelihara kehidupan.

Sakura, bunga khas yang menjadi ikon negeri matahari terbit. Kedatangan musim semi yang merupakan kebahagiaan tersendiri bagi masyarakat Jepang setelah menjalani kehidupan yang berat dalam musim dingin. Untuk itu, masyarakat Jepang punya cara tersendiri untuk merayakan datangnya musim semi, yaitu dengan mengadakan acara Hanami yaitu acara berkumpul bersama keluarga atau teman dengan menggelar tikar di bawah pohon-pohon Sakura. Mereka berbahagia, sambil makan dan minum. Saat-saat romantis berkumpul dengan orang orang tercinta, sejenak merenungi keindahan dan singkatnya hidup.

Sakura, hidup singkat, dan bermakna, lalu mati. Akh, seandainya kita bisa memaknai bunga-bunga angrek seperti halnya Sakura bagi orang Jepang, tentu hidup akan jauh lebih berarti dan berguna.

Josep Franklin Sihite, 10 Maret 2013.
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Copyright © 2014. Bandung Berkarya - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger